PROFIL PESANTREN
PONDOK PESANTREN
DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
A. SEJARAH PENDIRIAN PP DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
KH. Baidlowi
adalah pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Darul Lughah
wal Karomah. Beliau adalah seorang pengembara dari pulau Madura,
terlahir pada tanggal 11 Februari 1914 di Desa Galis Pamekasan Madura. Sedangkan kedua orang tua beliau adalah KH. Abdul Mu’thi dan Ny. Hj. Khodijah.
Kelahiran
beliau di saat Bangsa Indonesia masih dalam cengkraman penjajahan
Belanda. Sehingga membawa dampak psikologis pada beliau. Masa kecil dan
remajanya beliau habiskan dalam pengembaraan pencarian ilmu pengetahuan
agama dan beladiri. Beliau belajar di Pesantren Bunyuanyar Madura Pimpinan KH. Abdul Majid dan dilanjutkan di Pesantren Sidogiri Pasuruan Pimpinan KH. Nawawi.
Pada
tahun 1943 beliau meninggalkan Pulau Madura menuju Pulau Jawa, tepatnya
daerah Malang Selatan. Motif perantauan beliau karena semangat jihad
untuk menyebarkan dan memakmurkan Agama Islam. Juga semangat untuk Uzlah
yaitu menghindar dari kejaran penjajah Belanda. Di daerah Malang beliau
mengalami kehidupan yang memprihatinkan dan sengsara, sehingga beliau
hanya sebentar di daerah itu.
KH. Zaini Mun’im
(Pendiri dan Pengasuh Pertama PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo)
adalah ‘Ulama dan saudara beliau yang iba melihat keadaan beliau.
Sehingga menyarankan agar beliau hijrah dari Malang ke daerah
Probolinggo. Namun beliau memilih untuk tidak berkumpul dengan KH. Zaini
Mun’im di PP Nurul Jadid, karena ingin menyebarkan agama Islam. Dalam
da’wahnya beliau selalu menyertakan kegiatan-kegiatan beladiri sehingga
banyak pemuda dan masyarakat tertarik untuk belajar agama dan beladiri
kepada beliau.
Kadang
beliau ditengah-tengah masyarakat Sidopekso Kraksaan, yang merupakan
masyarakat nelayan membawa dampak positif dalam soal keagamaaan, namun
sebagian masyarakat ada yang merasa terganggu atas kehadiran beliau
sehingga timbul ancaman fitnah dan cobaan lain yang dialami beliau
bahkan beliau hampir diusir oleh golongan masyarakat tersebut. Kondisi
yang kurang kondusif dalam berdakwah di daerah Sidopekso ini menyebabkan
beliau hijrah ke daerah Sidomukti. Dengan bantuan teman dan dermawan
beliau mulai merintis pesantren di daerah Keramat Sidomukti pada tahun 1948.
Kecintaan
beliau terhadap ilmu-ilmu agama Islam mengilhami nama pesantren yang
beliau dirikan. Beliau memberi nama pesantren yang didirikannya dengan
nama Darul Lughah yang berarti Gudang Bahasa,
nama ini merupakan obsesi beliau yang ingin menjadikan pesantren
sebagai tempat kajian bahasa arab untuk memperdalam agama Islam dan
merupakan kecintaan beliau terhadap Bahasa Arab yang merupakan bahasa
Al-Qur’an dan Al-Hadis. Masyarakat menyebut pesantren ini dengan sebutan
pesantren keramat karena terletak di daerah keramat. Disebut daerah keramat karena di pesantren keramat terdapat pesarean Maulana Ishaq
yang dikeramatkan oleh warga dan merupakan daerah yang angker pada
jamannya. KH. Zaini Mun’im menyarankan bahwa nama pesantren Darul Lughah
ditambah dengan Wal Karomah sehingga menjadi Darul Lughah Wal Karomah sampai saat ini.
SILSILAH PENDIRI DAN PENGASUH
PP. DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
B. PIMPINAN PESANTREN
Usia
pesantren Darul Lughah Wal Karomah tergolong tua sehingga sudah
mengalami tiga masa kepemimpinan. Model peralihan kepemimpinan di
pesantren ini dengan musyawarah antar keluarga. Pimpinan pesantren
merupakan generasi klan lelaki yang disetujui oleh seluruh keluarga.
Pada saat sekarang ini pengasuh pesantren Darul Lughah Wal Karomah
adalah KH. Mahmud Ali Wafa,S.PdI. Beliau adalah generasi kedua dari KH.
Baidlowi dan Pengasuh ketiga yang menggantikan ayah beliau KH. Ali Wafa
(w. 1997).
Pada
masa pendiri dan pengasuh pertama (KH Baidowi ) jumlah santri masih
sedikit. sehingga bisa dikelola langsung oleh pengasuh. Santri
digembleng dengan ilmu agama dan dilatih dengan ilmu beladiri. Pengajian
disentralkan di musholla tanpa klasifikasi kemampuan atau umur. Hampir
seluruh kegiatan yang berkenaan dengan santri langsung ditangani oleh
pengasuh. Beliau mencurahkan seluruh waktu dan tenaga demi untuk
perkembangan santri. Metode yang dikenalkan dan ajarkan pada santri
adalan metode INSIJAM (usaha terus menerus) sehingga banyak santri yang
bisa baca tulis Bahasa Arab dengan cepat.
Pada
tanggal 1990 KH. Baidlowi dipanggil oleh Allah SWT. Beliau meninggalkan
seorang istri, dua orang anak laki-laki dan lima orang anak perempuan,
yaitu Ny. Basyirah, KH. Ali Wafa, Ny. Qomariyah, Ny. Hj. Robi’ah
Adawiyah, Ny. Hj. Umi Azizah, K. Abd. Hannan (alm.) dan Ny. Hj.
Mamjudah. Berdasarkan musyawarah keluarga, maka ditunjuklah KH. Ali Wafa Badlawi
untuk meneruskan perjuangan KH. Baidlowi untuk mengembangkan Pondok
Pesantren Darul Lughah Wal Karomah dan mensyiarkan Agama Islam.
KH. Ali Wafa terlahir pada tahun 1942 di Galis Pamekasan Madura. Masa muda beliau dihabiskan di pondok pesantren. Beliau belajar di pesantren Banyuanyar Madura,
dilanjutkan ke Pesantren Darul Hadist Malang. Setelah belajar di
pesantren Darul Hadist beliau belajar di pesantren Nurul Jadid Paiton
Probolinggo, pimpinan KH Zaini Mun’im. Dengan back ground pesantren yang
dimiliki, beliau berusaha untuk mengembangkan PP Darul Lughah Wal
Karomah. Beliau mengembangkan pesantren dengan melestarikan apa yang
digariskan oleh ayahandanya (Bahasa Arab ), dan berinovasi demi kemajuan
pesantren seiring dengan kemajuan jaman.
Pola pengembangan pesantren yang dikembangkan KH Ali Wafa adalah dengan mengkombinasikan pola Salafi dan Modern.
Beliau mempertahankan Bahasa Arab sebagai bahasa yang harus dimiliki
santri. memodernisasi manajemen pengelohan dan pengajaran Madrasah
Diniyah dengan pola cepat dan praktis bisa memahami dan membaca kitab
kuning. Selain itu beliau menambah model pendidikan dengan memasukkan pendidikan formal
(Jalur sekolah) di Pondok Pesantren yang sebelumnya tidak ada. Beliau
merintis mulai dari tingkat Ibtida’iyah sampai dengan Madrasah Aliyah.
Dengan
sistem yang diformulasikan dan dikembangkan, beliau menargetkan bahwa
selama tiga tahun sampai enam tahun santri sudah bisa membaca, memahami
kitab-kitab yang ditulis dengan Bahasa Arab. Keberhasilan para alumni
bersekolah di LIPIA Jakarta dan Sekolah-sekolah Tinggi Agama lainnya
menyebabkan jumlah santri meningkat. Santri tidak hanya berasal dari
dalam kota Kraksaan Probolinggo melainkan sudah berasal dari
Kabupaten-kabupaten se- Jawa Timur. Misalnya: Madura, Situbondo, Jember,
Bondowoso dan lain-lain.
Pada
saat perkembangan Pondok mulai membanggakan, jumlah santri sudah
banyak, sekolah formal sudah berdiri, fasilitas bangunan sudah tersedia,
dan sistim pendidikan sudah tertata rapi. KH. Ali Wafa meninggal Dunia
pada Tanggal 18 Oktober 1997.
Beliau mempunyai seorang istri, 2 (dua) orang anak laki-laki dan 2
(dua) orang perempuan. Keempat putra putri beliau adalah KH. Mahmud Ali
Wafa S.PdI., Ny. Nur Laily (Almh), Ny. Ummi Kulsum S. Ag. dan L.
Muhammad Zaini.
Kepemimpinan
pesantren setelah ditinggal oleh KH. Ali Wafa dilanjutkan oleh putranya
yang masih muda yaitu KH. Mahmud Ali Wafa. Dalam mengemban dan
melaksanakan tugas memimpin pondok pesantren, beliau dibantu oleh
Majelis Keluarga (Pengasuh). Majelis Pengasuh mempunyai peran yang besar
dalam mengembangkan Pesantren. Mereka bahu- membahu untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemajuan Pesantren Darul Lughah Wal
Karomah. Sehingga pola kepemimpinan pada generasi kedua ini adalah
kepemimpinan kolektif.
KH. Mahmud Ali Wafa merupakan anak pertama dari KH. Ali Wafa dan Ny. Hj. Maryam. Beliau terlahir pada tanggal 23 September 1972 di Probolinggo. Beliau sejak kecil dididik langsung oleh ayahandanya. Selain itu beliau juga menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Bata-Bata Madura dan Pesantren Badriduja Kraksaan. Selain Pendidikan Pesantren Beliau juga menempuh pendidikan sekolah mula dari MI Al Khoiriyah, MTs. dan MA Darul Lughah Wal Karomah dan dilanjutkan pada tingkat sarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam Zainul Hasan Genggong Kraksaan. Selain itu, beliau juga aktif di Pengurusan Organisasi NU Kraksaan.
C. KONDISI SOSIAL PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
PP.
Darul Lughah Wal Karomah terletak di Kelurahan Sidomukti Kecamatan
Kraksaan Probolinggo. Kelurahan Sidomukti merupakan kelurahan yang
stretegis. Karena letak geografisnya berada di jalur Pantai Utara
(Pantura) dan di jantung kota Kecamatan Kraksaan. Sehingga bisa diakses
dengan berbagai jenis kendaraan. Posisi PP. Darul Lughah Wal Karomah
berada pada 25 meter dari kantor Kelurahan Sidomukti, 500 meter dari
Kantor Kecamatan, dan 30 Km dari kantor PemKab Probolinggo.
Letak
Pondok Pesantren yang berada di jantung Kota Kraksaan menyebabkan
majemuknya masyarakat di sekitar pesantren. Tetangga Pesantren tidak
hanya orang muslim, melainkan juga beragama non-Islam dan berbagai
etnis. Dari segi ekonomi masyarakat di sekitar Pesantren berada pada
tingkat menengah ke atas. Dari segi pendidikan banyak dari golongan
pendidikan menengah dan tinggi. Hal ini disebabkan karena Kraksaan
merupakan daerah pendidikan Kabupaten Probolinggo. Dalam masalah
keagamaan, masih banyak masyarakat yang mengaku dirinya muslim. Namun,
belum menjalankan syariat Islam secara penuh. Oleh karena itu, kehadiran
Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah dirasa sangat penting dan
positif oleh masyarakat.
Penghuni
Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah 30 % berasal dari masyarakat
sekitar dan sisanya (70 %) dari masyarakat luar daerah. Keadaan ekonomi
santri adalah ekonomi menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena
mayoritas berasal dari masyarakat Pedesaan, Pegunungan dan Pesisir.
Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga hal ini
menuntut kreativitas pondok untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya, sehingga diharapkan menjadi orang yang berguna bagi Bangsa,
Negara dan Agama.
D. ORGANISASI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Pengasuh
Pondok merupakan tokoh sentral dalam menentukan arah kebijakan Pondok
Pesantren yang dipimpinnya. Hal ini merupakan ciri khas dari Pesantren.
Pesantren bersifat otonom tanpa ada interfensi dalam pengelolaanya.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan Pondok Pesantren, Pengasuh
(Kyai) tidak lagi sendirian dalam menangani dan mendidik santri.
Pengasuh meminta bantuan pada santri-santri senior untuk membantu dalam
pengelolaan Pondok Pesantren. Sehingga dibentuklah Yayasan dan
Kepengurusan Pesantren dengan tujuan untuk membantu pengasuh dalam
menangani santri dan pesantren.
Pada masa KH. Ali Wafa, telah dibentuk Yayasan Pendidikan Islam Darul Lughah Wal Karomah (YAPID) pada tanggal 17 Juli 1987.
Dalam organisasi tersebut terdiri dari seorang Ketua, seorang
Sekretaris dan seorang Bendahara serta dibantu oleh beberapa Kepala
bagian. Adapun kepengurusan yayasan pada saat ini adalah sebagai
berikut.
Penasehat : Ny. Qomariyah
Ny. Hj. Maryam
Majelis Keluarga Pengasuh PP. DWK
Pengasuh : KH. Mahmud Ali Wafa, S.PdI.
Ketua Yayasan : KH. Drs. Mu’tafi
Sekretaris : Gus H. Hasan Baharun, S.Pd. M.Ag.
Bendahara : Ny. Hj. Mamjudah
Pengawas Pesantren : KH. Yahya Ro’is, BA.
Biro Pendidikan : Ny. Hj. Robi’ah Adawiyah
KH. Abdul Wahed Umar, S.Ag.
Ust. Ahmad Haidori S.Ag
Biro Keamanan : Ny. Hj. Ummi Azizah
Gus Abdul Mukti, A.MPd.
Biro Kepesantrenan : Ust. Ahmad Hafidz, S.Ag.
Drs. Rahmad Nur
Biro Humas : Ust. Abd. Syakur
Ust. Jama’uddin, S.Pd.
Ust. Abdul Kholiq
Biro Bangunan : Gus Mudhar
Untuk
membantu pengasuh dalam menangani masalah-masalah kepesantrenan, maka
dibentuklah pengurus harian Pondok Pesantren. Kepala Pondok dipilih
secara demokratis oleh segenap dewan pengasuh dan semua santri dalam
setiap periode yang ditentukan. Pada pengurus pesantren terdiri dari 2
orang Ketua, 2 orang Sekretars dan 2 orang Bendahara serta dibantu oleh 8
Seksi-seksi dan 5 Kepala Daerah. Adapun Struktur Kepengurusan PP. Darul
Lughah Wal Karomah adalah sebagai berikut:
E. MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Pesantren
DWK merupakan Pesantren Kombinasi Salafiyah dan Modern. Selain
pengajian dan kajian-kajian kitab salaf dilaksanakan secara inten dan
terprogram, juga dilaksanakan pendidikan jalur sekolah (MI, MTs. dan MA)
Darul Lughah Wal Karomah. Ciri khas yang menonjol di Pesantren DWK
adalah kewajiban mondok atau menetap di asrama pesantren bagi siswa
formal dan tidak menerima santri kalong atau santri yang hanya sekolah
saja. Hal ini dimaksudkan untuk memfokuskan pendidikan santri dan
mencegah pengaruh negatif perkembangan jaman. Pemondokan santri/siswa
juga bertujuan agar seluruh program-program pesantren yang berciri khas
Bahasa Arab, Inggris serta kitab kuning dalam waktu maksimal 6 (enam)
tahun terpenuhi.
Kegiatan
santri DWK tergolong sangat padat. Program-program pesantren dan
sekolah formal berlangsung mulai pukul 03.00 pagi dan berakhir pukul
22.00 malam. Selain kegiatan untuk peningkatan keilmuan dan efektifitas
santri, juga diselenggarakan kegiatan-kegiatan fisik santri. Beladiri
Pagar Nusa merupakan salah satu komisariat Pagar Nusa di Kabupaten
Probolinggo. Dari kegiatan beladiri ini sudah dilahirkan juara pada
Tingkat Kabupaten maupun Tingkat Propensi. Kegiatan beladiri bertujuan
memberi bekal pada santri dalam berdakwah di masyarakat.
Pada
pagi hari santri bersekolah di lembaga pendidikan formal baik di MI,
MTs maupun di MA. Khusus pada lembaga Aliyah terdapat dua jurusan yang
berbeda yaitu Jurusan IPS dan Jurusan Bahasa, yang dengan kedua jurusan
tersebut diharapkan mampu mencetak santri yang mempunyai skill yang
setelah nanti pulang ke masyarakat terutama penguasaan dalam memahami
kitab kuning dan kelancaran dalam berbahasa Arab yang selama ini menjadi
ciri khas pondok pesantren Darul Lughah wal Karomah di samping bekal
ilmu yang lain.
Dibantu
tenaga pendidik yang mempunyai kompetensi di bidangnya di tunjang
sarana dan prasarana yang walupun jauh dari kata sempurna serta dengan
memakai kurikulum dan model pembelajaran yang telah menjadi acuan
sebagaimana dalam lembaga formal lainnya, pondok pesantren Darul Lughah
wal Karomah mampu mencetak siswa-siswi yang berprestasi baik di dalam
maupun di luar kota bahkan Propinsi, terutama even-even yang berkenaan
dengan kitab dan bahasa Arab.
Sedangkan
pada sore dan malam harinya disediakan lembaga yang lebih
dikonsentrasikan untuk lebih memperdalam pemahaman dan penguasaan mereka
dalam membaca dan memahami kitab dan bahasa arab. Sistem kelas dari
kelas 1 (satu) sampai kelas 6 (enam) merupakan salah satu sistem yang
baru dilaksanakan pada sekitar tahun 1997 menggantikan sebelumnya yang
menggunakan klasifikasi MI, MTs dan MA Diniyah. Adapun jadwal kegiatan
santri adalah sebagai berikut:
JADWAL KEGIATAN SANTRI
P.P. DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
NO
|
JAM
|
JENIS KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
1
|
03.00-04.00
|
Sholat Tahajjud
|
Musholla
|
2
|
04.00-04.30
|
Sholat Shubuh Berjamaah
|
Musholla
|
3
|
04.30-05.00
|
Pengajian Al Qur’an
|
Klasikal
|
4
|
05.00-06.30
|
Tahassus Nahwu dan Shorrof
|
Klasikal
|
5
|
07.15-12.15
|
Kegiatan Belajar Mengajar Formal
|
Sekolah
|
6
|
12.15-13.30
|
Istirahat
| |
7
|
13.30-14.00
|
Sholat Dzuhur Berjamaah
|
Musholla
|
8
|
14.00-16.00
|
Kegiatan Belajar Mengajar Diniyah
|
Klasikal
|
9
|
16.00-16.30
|
Sholat Ashar Berjamaah
|
Musholla
|
10
|
16.30-17.00
|
Istirahat
| |
11
|
17.30-18.00
|
Sholat Maghrib berjamaah
|
Musholla
|
12
|
18.00-19.00
|
Pengajian Al Qur’an
|
Klasikal
|
13
|
19.00-19.30
|
Shalat Isya’ Berjamaah
|
Musholla
|
14
|
19.30-20-30
|
Tahassus Bahasa Arab
|
Klasikal
|
15
|
20.30-21.30
|
Belajar Wajib
|
Musholla
|
16
|
21.30-03.00
|
Istirahat
|
KEGIATAN KHUSUS:
* Kamis Malam : 1. ‘Ubudiyah 3. Munadharah
2. Khitobah 4. Pagar Nusa
* Jum’at Pagi : 1. Riyadloh 3. Muhadatsah
2. Khotmil Qur’an
* Sabtu Malam : 1. Pagar Nusa 2. Bahasa Inggris
Sedangkan
tenaga pendidik pada lembaga ini adalah para pengasuh dibantu para
asatidz dan ustadzah yang mempunyai skill dalam bidang pemahaman maupun
pengajaran setelah melalui serangkaian pengalaman dalam bidang mengajar.
Kebanyakan para santri menggunakan kitab kuning salafi gundul (tidak
terdapat harkat dan ma’na) agar dapat menelaah sendiri dalam menguak isi
dan kandungan kitab tersebut. Hal inilah pula yang kemudian
mengantarkan mereka meraih prestasi ketika mereka berpartisipasi dalam
berbagai even keagamaan atau dalam lembaga bahsul masail yang biasa
diikuti oleh santri dari dulu sampai sekarang.
Dengan
bekal kesabaran dan keuletan pengasuh dan para asatidz pesantren Darul
Lughah wal Karomah selama ini mampu memenuhi target yang selama ini
menjadi barometer utama bagi santri yang mondok di pesantren Darul
Lughah wal Karomah yaitu paling lama 6 (enam) tahun santri harus mahir
membaca dan memahami kandungan dan isi kitab kuning (fiqih, tasawwuf,
hadist, mantiq dan lainnya).
Kitab
yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren
Darul Lughah wal Karomah adalah kitab-kitab karangan ulama-ulama
terdahulu semisal Imam Madzhab fiqh yang empat (Syafi’ie, Maliki, Hanafi
dan Hambali) dan ulama-ulama kontemporer semisal Imam Qordlowi, Mahmud
Syaltut dan lainnya, disamping kita tasawwufnya Imam Ghazali dan
lain-lain.
F. TENAGA PENGAJAR DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Tenaga
pengajar Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah, baik pada Madrasah
Diniyah Tarbiyatul Mu’allimin/Mu’allimat maupun pendidikan jalur sekolah
(MI, MTs. dan MA DWK) berasal dari Keluarga PP. DWK dan tenaga pengajar
dari lembaga pendidikan negeri di Kecamatan Kraksaan. Semua keluarga
besar PP. DWK mempunyai kewajiban mengajar baik diniyah maupun sekolah.
Keterlibatan seluruh keluarga pengasuh ini membawa dampak positif dalam
pendidikan yang diselenggarakan Pondok. Orang tua santri merasa aman dan
tenang dengan keterliatan pengasuh dan keluarga dalam penanganan
pendidikan santri. Sehingga output (alumni) pesantren DWK secara
pengetahuan dan etika bisa didapat dan dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat.
1. Tenaga Pengajar di Lembaga Madrasah Diniyah Mu’allimin/Mu’allimat Pondo Pesantren darul Lughah wal Karomah
NO
|
NAMA
|
IJAZAH AKHIR
|
MENGAJAR
|
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
|
KH. Mahmud Ali Wafa, S. PdI
KH. Abd. Wahed Umar, S. Ag
KH. Yahya Rois, BA
KH. Drs. Mu’tafi
KH. Hasan Baharun, M.Ag
Ustz. Ahmad Hadlori, S. Ag
Ustz. Saiful Amin Rusdy
Lutful Mu’thi
Ustz. Ahmad Fadloli
Ustz. Abd. Syakur
Ustz. Hafidz
Ustz. Moh. Fadlil
Ustz. Abd. Kholiq
Ustz. Syifa’uddin
Ustz. Abd. Rahman
Ustz. Soepareno
Ustz. Moh. Hanafi
Ustz. Ihya’ Ulumuddin
Ustz. Zubairi
Ustz. Slamet Mulyadi
Ustz. Sholehuddin
Ustz. Zaqi Aniqirrahman
Ustz. Budi Susanto
Ustz. Fathul Bari
Ustz. Moh. Kholil
Ustz. Ahmad Fauzan
Ustz. Abd. Qodir
Ustz. Ahmad Fadlal
Ustz. Razzaq Muhammad, S. HI
Ny. Hj. Robi’ah Adawiyah
Ny. Hj. Umi Azizah
Ny. Hj. Mamjudah
Ny. Jamilatul Laili, S.Ag
Ny. Umi Kulsum, S. Ag
Ny. Sa’adah Abadiyah, S. Ag
Ny. Farihah, S. Ag
Ustdz. Khoridatul Hettiyah
Ustdz. Ni’mah Hasanah
Ustdz. Nurul Azizah
Ustdz. Lu’luil Maknun
Ustdz. Juhairiyah
Ustdz. Alfiyah
Ustdz. Muslihah
|
S-1
S-1
D-3
S-1
S-2
S-1
D2
D-2
S-1
PGA
S-1
MA
MA
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
S-1
MA
MA
MA
MA
MA
MA
S-1
MA
MA
S-1
Madr. Mu’allimin
Madr. Mu’allimin
Madr. Mu’allimin
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
|
Tafsir Jalalain
Ihya’ Ulumuddin
Bulughul Maram
Sullamut Taufiq
Mustholahul Hadist
Kifayatul Akhyar
Fathul mu’in
Kifayatul Awam
Fathul Qorib
Minhajul ‘Abidin
Maraqiyul Ubudiyah
Nurud Dlolam
Fathul Qorib
Durratun Nashihin
Mabadiul awwaliyah
Kholashotun N. Y.
Ta’limul Muta’allim
Nashoihul Ibad
Sullamut Taufiq
Jawahirul kalamiyah
Mahfudlot
Tuhfatul Atfal
Mabadiul Fiqhiyah
Akhlak
Aqidatul Awam
Juz ‘Amma
Hidayatus Shibyan
Tanqihul Qaul
Balaghatul Wadhihah
Fathul Mu’in
Tafsir Jalalain
Kifayatul Awam
Bulughul Maram
Mutammimah
Minhajul ‘Abidin
Dzurratun Nashihin
Mustholahul Hadist
Mabadiul Awwliyah
Sullamut Taufiq
Juz ‘Amma
Tanqihul Qaul
Aqidatul Awam
Jawahirul Kalamiyah
|
2. Tenaga Pengajar MI, MTs dan MA Darul Lughah Wal Karomah
NO
|
NAMA
|
IJAZAH
AKHIR
|
LEMBAGA
|
MENGAJAR
|
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
|
H. Mahmud Ali Wafa, S.PdI.
Drs. Nur Hasan
Drs. H. Mu’tafi
H. Yahya Rois, BA.
Sa’adah Abadiyah, S.Ag.
Dra. Khomsiyah
Hamisun
Miyari Budianto, S.PdI.
Abu Bakar, S.PdI.
Farihah Assholihah, S.Ag.
Abdul Hayyi, S.Ag.
Ach. Zainuddin, S.PdI.
Hatamin, S.Ag. S.Pd.
Moh. Zaidi
Abdul Kholiq
Musthofa Halimi
Moh Thohir
Umi Kulsum, S.Ag.
Uan Hadlori
Ahmad Fadloli, S.HI.
Muhammad, A.Ma.
Ahmad Haidlori, S.Ag.
Shabar
Razzaq Muhammad, S.HI.
Jamilah, S.Ag.
Djamauddin, S.Pd.
Nety Mery Yasmin, S.Pd.
Nurul Anwar
M. Lutful Mukti
Ny. Hj. Robi’ah A.
H. Abd. Wahed Umar, S. Ag
A. Hafidz, S. Ag
Sugianto, S. Ag
Mashudi Cholli, S. Ag
H. Basyiruddin SH
Hasan, S. Pd.
Prayogi, SS
Anung Pariani, S. Pd
Wiba Kanik
Ir. Mery
Siti Khodijah, S. Ag
Husnul Khotimah, SE
Samsuddin, S. Pd.
Drs. Rahmad Ilyas
H. Hasan Baharun, S. PdI
Sunarto, S. Sos
Moh. Fadlil
|
S-1
S-1
S-1
D-3
S-1
S-1
SMA
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
MA
SMA
SMA
S-1
MA
S-1
D-2
S-1
PGA
S-1
S-1
S-1
S-1
SMA
MA
MA
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
SMA
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
|
MI/MTs
MTs
MTs/MA
MI/MTs
MTs/MA
MTs
MTs
MTs
MTs
MTs/MA
MTs
MTs
MTs
MTs/MA
MTs
MTs/MA
MTs
MI/MTs
MTs/MA
MTs
MTs/MA
MTs/MA
MI/MTs
MI/MTs
MI/MTs
MTs/MA
MTs/MA
MTs
MTs/MA
MI/MA
MI/MA
MI/MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MI/MA
MA
MA
|
Bahasa Arab
Biologi
Al-Qur’an Hadist
IPS Geografi
Fiqih
PPKN
Fqih
PKKT
Bha. Arab
Qur’an Hadist
Azwaja
Bhs. Indonesia
Matematika
Bhs. Indonesia
Aqidah Akhlak
IPA Fisika
IPS Ekonomi
Bhs. Inggris
Penjaskes
TIK
IPS Geografi
IPS Ekonomi
Aqidah Akhlak
IPA Fisika
Bhs. Arab
IPA Kimia
Bhs. Inggris
Ka. Perpustakaan
TIK
Fiqih
Bahasa Asing
Olah Raga
Tata Negara
Fiqih
PPKn
Matematika
Bahasa Indonesia
Sejarah Nasional
Bahasa Inggris
Biologi
Aqidh Akhlaq
Ekonomi
Bahasa Inggris
Fiqih
Geografi
Sosiologi
Ka. Perpustakaan
|
F. KONDISI SOSIAL SANTRI PP. DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Penghuni
Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah 30 % berasal dari masyarakat
sekitar dan sisanya (70 %) dari masyarakat luar daerah. Keadaan ekonomi
santri adalah ekonomi menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena
mayoritas berasal dari masyarakat Pedesaan, Pegunungan dan Pesisir.
Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini pula yang
menuntut pondok pesantren untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang di
sesuaikan dengan keadaaan ekonomi mereka.
Jumlah
santri pondok pesantren Darul Lughah Wal Karomah sampai saat ini
sekitar 500 orang, 55 % diantaranya adalah putri/perempuan yang
diletakkan terpisah baik dalam kegiatan formal pesantren ataupun dalam
kegiatan-kegiatan lainnya. Aktifitas mereka sehari-sehari dimulai dari
sebelum shubuh sampai jam istirahat nantinya pada jam 22.00 malam.
Untuk
tempat tinggal pesantren menyediakan asrama dan lokal sekolah sebagai
tempat tinggal dan tempat melaksanakan kegiatan-kegiatan sehai-hari,
selain dari musholla sebagai tempat ibadah, hal ini tidak terlepas dari
kebijakan pesantren yang mewajibkan santrinya harus bermukim dan menetap
didalam pesantren dan harus bersekolah dalam lembaga yang telah
disediakan didalam pesantren yang disesuaikan dengan ijazah dan tingkat
kemampuan intelejensi mereka. Pun begitu pesantren Darul Lughah Wal
Karomah tidak menerima bila santri yang bersangkutan tidak bersedia
untuk menetap di dalam lingkungan pesantren. Hal ini dimaksudkan sebagai
antisipasi terhadap masuknya budaya negatif akibat pergaulan remaja
yang semakin hari semakin jauh dari nilai-nilai Islam.
Hingga
saat ini Pesantren Darul Lughah wal Karomah sudah banyak memberikan
kontribusi signifikan dalam kehidupan bermasyarakat lewat
santri-santrinya yang sudah terjun langsung ke masyarakat. Banyak dari
mereka yang mempunyai kedudukan strategis dalam stratifikasi dalam
masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu-ilmu
agama. Bahkan sampai sekarang peran alumni dalam membina dan kontrolling
dalam kemajuan pondok pesantren Darul Lughah wal karomah masih tetap
berjalan seiring dengan prinsip mereka yang ingin menjadikan pondok
tempat mereka pernah belajar semakin maju dan tetap eksis. Secara umum
jumlah santri yang menetap di pondok pesantren adalah sebagai berikut:
NO
|
KELAMIN
|
SANTRI
MUKIM
|
SANTRI
KALONGAN
|
JUMLAH
|
01.
02.
|
SANTRI PUTRA
SANTRI PUTRI
|
192
323
|
-
-
|
192
323
|
JUMLAH
|
515
|
G. SARANA DAN PRASARANA DI DALAM PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Sarana
dan Prasarana yang dimiliki PP. DWK walau jauh dari kata sempurna namun
cukup dan memadai dengan jumlah santri yang dimiliki. Sarana dan
Prasarana dibangun dengan swadaya pengasuh dan wali santri. Peran serta
masyarakat dalam memperhatikan kelangsungan Pesantren DWK terbilang
baik. Mereka ikhlas dalam menyisihkan rizkinya untuk membangun fisik dan
non fisik Pesantren. Adapun Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh
pesantren adalah sebagai berikut:
NO
|
JENIS BANGUNAN
|
JUMLAH
|
KONDISI
|
KETERANGAN
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Masjid/Musholla
Kantor
Ruang Belajar
Perpustakaan
Unit Pengembangan Usaha
Laboratorium
Asrama Santri
Perumahan
Ruang Keterampilan
|
2
4
16
3
2
2
60
9
1
|
Baik
Baik
Baik
Rusak
Rusak
Baik
Baik
Baik
Rusak
|
Putera dan Puteri
Pesantren Pa/Pi, MTs. dan MA
MTs. dan MA
Pesantren, MTs. dan MA
Koperasi Pa/Pi
Lab. Komputer MTs. dan MA
Pa/Pi (ada yang gubuk)
Kediaman Pengasuh
BLK (Keterampilan Jahit)
|
H. SUMBER DANA DAN EKONOMI PONDOK PESANTREN
Kemandirian
pondok pesantren sudah terkenal mulai dahulu. Dalam menyelenggarakan
pengelolaan pondok pesantren dilakukan usaha-usaha dalam penggalian dana
sebagai sumber berjalannya kegiatan pesantren. Adapun sumber dana yang
diperoleh untuk membiayai kegiatan-kegiatan pondok pesantren adalah
iuran santri (syahriyah) dan donatur. Disamping itu untuk meningkatkan
sumber dana pondok pesantren dilakukan usaha-usaha koperasi, wartel dan
kerjasama yang halal.
I. PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Pengasuh,
Yayasan dan seluruh stake holder Pesantren DWK berusaha berjihad untuk
mempertahankan dan mengembangkan Pondok Pesantren DWK. Meninggalkan
perjuangan pada pesantren berarti berkhianat pada Muassis
dan Pendiri Pondok Pesantren DWK. Bagi keluarga besar PP. Darul Lughah
Wal Karomah meninggalkan atau membiarkan Pesantren dalam kondisi apapun
berarti meninggalkan jihad dalam mengagungkan dan menyebarkan agama
Allah. Adapaun pengembangan PP. Darul Lughah Wal Karomah adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan
a. Madrasah Diniyah Mu’allimin/Mu’allimat
Madrasah
diniyah adalah ruh dari Pondok Pesantren. Tujuan dari para pengasuh
mendirikan Madrasah Diniyah adalah mencetak kader-kader aganma yang
memahami, mendalami ilmu-ilmu agama dan masalah-masalah keagamaan serta
mampu mengajarkan ilmi-ilmi tersebut. Pengasuh mentargetkan dalam
penguasaan Bahasa Arab (Baca Kitab Kuning dll.) selama maksimal 6 tahun.
Adapun pengembangan Madrasah Diniyah adalah:
- Mengirim tamatan (Alumni) ke lembaga pendidikan islam di Kab. Probolinggo dan luar Probolinggo sebagai guru Bantu pendidikan.
- Mengirim alumni atau tamatan ke lembaga pendidikan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta.
- Kerja Sama dengan lembaga-lembaga lain demi kemajuan Madrasah Diniyah.
- Meningkatkan kwalitas guru dan santri sehingga target 6 tahun lebih dipersingkat lagi.
b. MI, MTs. dan MA Darul Lughah Wal Karomah
Pengembangan
pendidikan jalur sekolah ini dimulai dengan peningkatan kualitas guru,
pengajaran, sarana prasarana dan media pendukung. Adapun program-program
pengembangan pendidikan sekolah adalah sebagai berikut:
- Pengadaan Laboratorum Komputer (Jumlah Komputer masih 10 Unit) .
- Laboratorium Bahasa (masih tersedia lokalnya).
- Penambahan jurusan IPA (yang ada masih jurusan IPS dan Bahasa).
- Penambahan lokal untuk MTs.
- Pembuatan perpustakaan (Kitab dan pengetahuan lainnya).
c. Olahraga dan Seni
Olahraga
beladiri (Pagar Nusa) merupakan salah satu kegiatan wajib santri DWK.
Oleh karena itu perlu pembinaan dan pelatihan yang intensif agar mampu
dikuasai santri dan bersaing dengan yang lain. Kesenian yang mulai
dirintis adalah Kesenian Hadrah. Oleh sebab itu, demi pengembangannya
diperlukan bantuan dari segala pihak.
d. Program Unggulan
Pengasuh,
Yayasan dan stake holder Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah
berusaha merealisasikan nama Darul Lughah dalam kehidupan pondok
pesantren. Oleh karenanya pengembangan dan inovasi dilakukan untuk
merealisasikan tujuan para Muassis pondok. Adapun program yang kami
kembangkan adalah:
- Kewajiban
menempati asrama (wajib mondok). Hal ini bertujuan untuk lebih
intensifnya pengajaran dan pendidikan Bahasa Arab serta pencapaian
program maksimal 6 tahun mampu menguasai Bahasa Arab baik baca kitab
kuning maupun berbicara Bahasa Arab
- Peningkatan
kemampuan pemahaman terhadap kitab-kitab salafiyah melalui program
Madrasah Diniyah Tarbiyatul Mu’allimin/Mu’allimat.
- Peningkatan kemampuan penguasaan Bahasa Arab melalui kegiatan Muhadatsah, Munadlarah dan Tahassus Bahasa Arab pada malam hari.
- Peningkatan kemampuan penguasaan ilmu Bahasa Arab dalam kegiatan Tahassus Ilmu Alat pada waktu pagi hari.
- Peningkatan
kemampuan Bahasa Inggris dalam kegiatan pendidikan Bahasa Inggris tiap
malam ahad dan senin serta pengasramaan khusus santri yang mempelajari
Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Relawan Ikhlas
BalasHapusqwerty
BalasHapus