Minggu, 29 Mei 2016

Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah Kraksaan Probolinggo



PROFIL PESANTREN

PONDOK PESANTREN
DARUL LUGHAH WAL KAROMAH

A. SEJARAH PENDIRIAN PP DARUL LUGHAH WAL KAROMAH

KH. Baidlowi adalah pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Darul Lughah wal Karomah. Beliau adalah seorang pengembara dari pulau Madura, terlahir pada tanggal 11 Februari 1914 di Desa Galis Pamekasan Madura. Sedangkan kedua orang tua beliau adalah KH. Abdul Mu’thi dan Ny. Hj. Khodijah.
Kelahiran beliau di saat Bangsa Indonesia masih dalam cengkraman penjajahan Belanda. Sehingga membawa dampak psikologis pada beliau. Masa kecil dan remajanya beliau habiskan dalam pengembaraan pencarian ilmu pengetahuan agama dan beladiri. Beliau belajar di Pesantren Bunyuanyar Madura Pimpinan KH. Abdul Majid dan dilanjutkan di Pesantren Sidogiri Pasuruan Pimpinan KH. Nawawi.
Pada tahun 1943 beliau meninggalkan Pulau Madura menuju Pulau Jawa, tepatnya daerah Malang Selatan. Motif perantauan beliau karena semangat jihad untuk menyebarkan dan memakmurkan Agama Islam. Juga semangat untuk Uzlah yaitu menghindar dari kejaran penjajah Belanda. Di daerah Malang beliau mengalami kehidupan yang memprihatinkan dan sengsara, sehingga beliau hanya sebentar di daerah itu.
KH. Zaini Mun’im (Pendiri dan Pengasuh Pertama PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo) adalah ‘Ulama dan saudara beliau yang iba melihat keadaan beliau. Sehingga menyarankan agar beliau hijrah dari Malang ke daerah Probolinggo. Namun beliau memilih untuk tidak berkumpul dengan KH. Zaini Mun’im di PP Nurul Jadid, karena ingin menyebarkan agama Islam. Dalam da’wahnya beliau selalu menyertakan kegiatan-kegiatan beladiri sehingga banyak pemuda dan masyarakat tertarik untuk belajar agama dan beladiri kepada beliau.
Kadang beliau ditengah-tengah masyarakat Sidopekso Kraksaan, yang merupakan masyarakat nelayan membawa dampak positif dalam soal keagamaaan, namun sebagian masyarakat ada yang merasa terganggu atas kehadiran beliau sehingga timbul ancaman fitnah dan cobaan lain yang dialami beliau bahkan beliau hampir diusir oleh golongan masyarakat tersebut. Kondisi yang kurang kondusif dalam berdakwah di daerah Sidopekso ini menyebabkan beliau hijrah ke daerah Sidomukti. Dengan bantuan teman dan dermawan beliau mulai merintis pesantren di daerah Keramat Sidomukti pada tahun 1948.
Kecintaan beliau terhadap ilmu-ilmu agama Islam mengilhami nama pesantren yang beliau dirikan. Beliau memberi nama pesantren yang didirikannya dengan nama Darul Lughah yang berarti Gudang Bahasa, nama ini merupakan obsesi beliau yang ingin menjadikan pesantren sebagai tempat kajian bahasa arab untuk memperdalam agama Islam dan merupakan kecintaan beliau terhadap Bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadis. Masyarakat menyebut pesantren ini dengan sebutan pesantren keramat karena terletak di daerah keramat. Disebut daerah keramat karena di pesantren keramat terdapat pesarean Maulana Ishaq yang dikeramatkan oleh warga dan merupakan daerah yang angker pada jamannya. KH. Zaini Mun’im menyarankan bahwa nama pesantren Darul Lughah ditambah dengan Wal Karomah sehingga menjadi Darul Lughah Wal Karomah sampai saat ini.
SILSILAH PENDIRI DAN PENGASUH

PP. DARUL LUGHAH WAL KAROMAH

B. PIMPINAN PESANTREN
Usia pesantren Darul Lughah Wal Karomah tergolong tua sehingga sudah mengalami tiga masa kepemimpinan. Model peralihan kepemimpinan di pesantren ini dengan musyawarah antar keluarga. Pimpinan pesantren merupakan generasi klan lelaki yang disetujui oleh seluruh keluarga. Pada saat sekarang ini pengasuh pesantren Darul Lughah Wal Karomah adalah KH. Mahmud Ali Wafa,S.PdI. Beliau adalah generasi kedua dari KH. Baidlowi dan Pengasuh ketiga yang menggantikan ayah beliau KH. Ali Wafa (w. 1997).
Pada masa pendiri dan pengasuh pertama (KH Baidowi ) jumlah santri masih sedikit. sehingga bisa dikelola langsung oleh pengasuh. Santri digembleng dengan ilmu agama dan dilatih dengan ilmu beladiri. Pengajian disentralkan di musholla tanpa klasifikasi kemampuan atau umur. Hampir seluruh kegiatan yang berkenaan dengan santri langsung ditangani oleh pengasuh. Beliau mencurahkan seluruh waktu dan tenaga demi untuk perkembangan santri. Metode yang dikenalkan dan ajarkan pada santri adalan metode INSIJAM (usaha terus menerus) sehingga banyak santri yang bisa baca tulis Bahasa Arab dengan cepat.
Pada tanggal 1990 KH. Baidlowi dipanggil oleh Allah SWT. Beliau meninggalkan seorang istri, dua orang anak laki-laki dan lima orang anak perempuan, yaitu Ny. Basyirah, KH. Ali Wafa, Ny. Qomariyah, Ny. Hj. Robi’ah Adawiyah, Ny. Hj. Umi Azizah, K. Abd. Hannan (alm.) dan Ny. Hj. Mamjudah. Berdasarkan musyawarah keluarga, maka ditunjuklah KH. Ali Wafa Badlawi untuk meneruskan perjuangan KH. Baidlowi untuk mengembangkan Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah dan mensyiarkan Agama Islam.
KH. Ali Wafa terlahir pada tahun 1942 di Galis Pamekasan Madura. Masa muda beliau dihabiskan di pondok pesantren. Beliau belajar di pesantren Banyuanyar Madura, dilanjutkan ke Pesantren Darul Hadist Malang. Setelah belajar di pesantren Darul Hadist beliau belajar di pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, pimpinan KH Zaini Mun’im. Dengan back ground pesantren yang dimiliki, beliau berusaha untuk mengembangkan PP Darul Lughah Wal Karomah. Beliau mengembangkan pesantren dengan melestarikan apa yang digariskan oleh ayahandanya (Bahasa Arab ), dan berinovasi demi kemajuan pesantren seiring dengan kemajuan jaman.
Pola pengembangan pesantren yang dikembangkan KH Ali Wafa adalah dengan mengkombinasikan pola Salafi dan Modern. Beliau mempertahankan Bahasa Arab sebagai bahasa yang harus dimiliki santri. memodernisasi manajemen pengelohan dan pengajaran Madrasah Diniyah dengan pola cepat dan praktis bisa memahami dan membaca kitab kuning. Selain itu beliau menambah model pendidikan dengan memasukkan pendidikan formal (Jalur sekolah) di Pondok Pesantren yang sebelumnya tidak ada. Beliau merintis mulai dari tingkat Ibtida’iyah sampai dengan Madrasah Aliyah.
Dengan sistem yang diformulasikan dan dikembangkan, beliau menargetkan bahwa selama tiga tahun sampai enam tahun santri sudah bisa membaca, memahami kitab-kitab yang ditulis dengan Bahasa Arab. Keberhasilan para alumni bersekolah di LIPIA Jakarta dan Sekolah-sekolah Tinggi Agama lainnya menyebabkan jumlah santri meningkat. Santri tidak hanya berasal dari dalam kota Kraksaan Probolinggo melainkan sudah berasal dari Kabupaten-kabupaten se- Jawa Timur. Misalnya: Madura, Situbondo, Jember, Bondowoso dan lain-lain.
Pada saat perkembangan Pondok mulai membanggakan, jumlah santri sudah banyak, sekolah formal sudah berdiri, fasilitas bangunan sudah tersedia, dan sistim pendidikan sudah tertata rapi. KH. Ali Wafa meninggal Dunia pada Tanggal 18 Oktober 1997. Beliau mempunyai seorang istri, 2 (dua) orang anak laki-laki dan 2 (dua) orang perempuan. Keempat putra putri beliau adalah KH. Mahmud Ali Wafa S.PdI., Ny. Nur Laily (Almh), Ny. Ummi Kulsum S. Ag. dan L. Muhammad Zaini.
Kepemimpinan pesantren setelah ditinggal oleh KH. Ali Wafa dilanjutkan oleh putranya yang masih muda yaitu KH. Mahmud Ali Wafa. Dalam mengemban dan melaksanakan tugas memimpin pondok pesantren, beliau dibantu oleh Majelis Keluarga (Pengasuh). Majelis Pengasuh mempunyai peran yang besar dalam mengembangkan Pesantren. Mereka bahu- membahu untuk mempertahankan dan meningkatkan kemajuan Pesantren Darul Lughah Wal Karomah. Sehingga pola kepemimpinan pada generasi kedua ini adalah kepemimpinan kolektif.
KH. Mahmud Ali Wafa merupakan anak pertama dari KH. Ali Wafa dan Ny. Hj. Maryam. Beliau terlahir pada tanggal 23 September 1972 di Probolinggo. Beliau sejak kecil dididik langsung oleh ayahandanya. Selain itu beliau juga menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Bata-Bata Madura dan Pesantren Badriduja Kraksaan. Selain Pendidikan Pesantren Beliau juga menempuh pendidikan sekolah mula dari MI Al Khoiriyah, MTs. dan MA Darul Lughah Wal Karomah dan dilanjutkan pada tingkat sarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam Zainul Hasan Genggong Kraksaan. Selain itu, beliau juga aktif di Pengurusan Organisasi NU Kraksaan.
C. KONDISI SOSIAL PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
PP. Darul Lughah Wal Karomah terletak di Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan Probolinggo. Kelurahan Sidomukti merupakan kelurahan yang stretegis. Karena letak geografisnya berada di jalur Pantai Utara (Pantura) dan di jantung kota Kecamatan Kraksaan. Sehingga bisa diakses dengan berbagai jenis kendaraan. Posisi PP. Darul Lughah Wal Karomah berada pada 25 meter dari kantor Kelurahan Sidomukti, 500 meter dari Kantor Kecamatan, dan 30 Km dari kantor PemKab Probolinggo.
Letak Pondok Pesantren yang berada di jantung Kota Kraksaan menyebabkan majemuknya masyarakat di sekitar pesantren. Tetangga Pesantren tidak hanya orang muslim, melainkan juga beragama non-Islam dan berbagai etnis. Dari segi ekonomi masyarakat di sekitar Pesantren berada pada tingkat menengah ke atas. Dari segi pendidikan banyak dari golongan pendidikan menengah dan tinggi. Hal ini disebabkan karena Kraksaan merupakan daerah pendidikan Kabupaten Probolinggo. Dalam masalah keagamaan, masih banyak masyarakat yang mengaku dirinya muslim. Namun, belum menjalankan syariat Islam secara penuh. Oleh karena itu, kehadiran Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah dirasa sangat penting dan positif oleh masyarakat.
Penghuni Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah 30 % berasal dari masyarakat sekitar dan sisanya (70 %) dari masyarakat luar daerah. Keadaan ekonomi santri adalah ekonomi menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena mayoritas berasal dari masyarakat Pedesaan, Pegunungan dan Pesisir. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga hal ini menuntut kreativitas pondok untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga diharapkan menjadi orang yang berguna bagi Bangsa, Negara dan Agama.
D. ORGANISASI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Pengasuh Pondok merupakan tokoh sentral dalam menentukan arah kebijakan Pondok Pesantren yang dipimpinnya. Hal ini merupakan ciri khas dari Pesantren. Pesantren bersifat otonom tanpa ada interfensi dalam pengelolaanya. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan Pondok Pesantren, Pengasuh (Kyai) tidak lagi sendirian dalam menangani dan mendidik santri. Pengasuh meminta bantuan pada santri-santri senior untuk membantu dalam pengelolaan Pondok Pesantren. Sehingga dibentuklah Yayasan dan Kepengurusan Pesantren dengan tujuan untuk membantu pengasuh dalam menangani santri dan pesantren.
Pada masa KH. Ali Wafa, telah dibentuk Yayasan Pendidikan Islam Darul Lughah Wal Karomah (YAPID) pada tanggal 17 Juli 1987. Dalam organisasi tersebut terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara serta dibantu oleh beberapa Kepala bagian. Adapun kepengurusan yayasan pada saat ini adalah sebagai berikut.
Penasehat : Ny. Qomariyah
Ny. Hj. Maryam
Majelis Keluarga Pengasuh PP. DWK
Pengasuh : KH. Mahmud Ali Wafa, S.PdI.
Ketua Yayasan : KH. Drs. Mu’tafi
Sekretaris : Gus H. Hasan Baharun, S.Pd. M.Ag.
Bendahara : Ny. Hj. Mamjudah
Pengawas Pesantren : KH. Yahya Ro’is, BA.
Biro Pendidikan : Ny. Hj. Robi’ah Adawiyah
KH. Abdul Wahed Umar, S.Ag.
Ust. Ahmad Haidori S.Ag
Biro Keamanan : Ny. Hj. Ummi Azizah
Gus Abdul Mukti, A.MPd.
Biro Kepesantrenan : Ust. Ahmad Hafidz, S.Ag.
Drs. Rahmad Nur
Biro Humas : Ust. Abd. Syakur
Ust. Jama’uddin, S.Pd.
Ust. Abdul Kholiq
Biro Bangunan : Gus Mudhar
Untuk membantu pengasuh dalam menangani masalah-masalah kepesantrenan, maka dibentuklah pengurus harian Pondok Pesantren. Kepala Pondok dipilih secara demokratis oleh segenap dewan pengasuh dan semua santri dalam setiap periode yang ditentukan. Pada pengurus pesantren terdiri dari 2 orang Ketua, 2 orang Sekretars dan 2 orang Bendahara serta dibantu oleh 8 Seksi-seksi dan 5 Kepala Daerah. Adapun Struktur Kepengurusan PP. Darul Lughah Wal Karomah adalah sebagai berikut:
E. MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Pesantren DWK merupakan Pesantren Kombinasi Salafiyah dan Modern. Selain pengajian dan kajian-kajian kitab salaf dilaksanakan secara inten dan terprogram, juga dilaksanakan pendidikan jalur sekolah (MI, MTs. dan MA) Darul Lughah Wal Karomah. Ciri khas yang menonjol di Pesantren DWK adalah kewajiban mondok atau menetap di asrama pesantren bagi siswa formal dan tidak menerima santri kalong atau santri yang hanya sekolah saja. Hal ini dimaksudkan untuk memfokuskan pendidikan santri dan mencegah pengaruh negatif perkembangan jaman. Pemondokan santri/siswa juga bertujuan agar seluruh program-program pesantren yang berciri khas Bahasa Arab, Inggris serta kitab kuning dalam waktu maksimal 6 (enam) tahun terpenuhi.
Kegiatan santri DWK tergolong sangat padat. Program-program pesantren dan sekolah formal berlangsung mulai pukul 03.00 pagi dan berakhir pukul 22.00 malam. Selain kegiatan untuk peningkatan keilmuan dan efektifitas santri, juga diselenggarakan kegiatan-kegiatan fisik santri. Beladiri Pagar Nusa merupakan salah satu komisariat Pagar Nusa di Kabupaten Probolinggo. Dari kegiatan beladiri ini sudah dilahirkan juara pada Tingkat Kabupaten maupun Tingkat Propensi. Kegiatan beladiri bertujuan memberi bekal pada santri dalam berdakwah di masyarakat.
Pada pagi hari santri bersekolah di lembaga pendidikan formal baik di MI, MTs maupun di MA. Khusus pada lembaga Aliyah terdapat dua jurusan yang berbeda yaitu Jurusan IPS dan Jurusan Bahasa, yang dengan kedua jurusan tersebut diharapkan mampu mencetak santri yang mempunyai skill yang setelah nanti pulang ke masyarakat terutama penguasaan dalam memahami kitab kuning dan kelancaran dalam berbahasa Arab yang selama ini menjadi ciri khas pondok pesantren Darul Lughah wal Karomah di samping bekal ilmu yang lain.
Dibantu tenaga pendidik yang mempunyai kompetensi di bidangnya di tunjang sarana dan prasarana yang walupun jauh dari kata sempurna serta dengan memakai kurikulum dan model pembelajaran yang telah menjadi acuan sebagaimana dalam lembaga formal lainnya, pondok pesantren Darul Lughah wal Karomah mampu mencetak siswa-siswi yang berprestasi baik di dalam maupun di luar kota bahkan Propinsi, terutama even-even yang berkenaan dengan kitab dan bahasa Arab.
Sedangkan pada sore dan malam harinya disediakan lembaga yang lebih dikonsentrasikan untuk lebih memperdalam pemahaman dan penguasaan mereka dalam membaca dan memahami kitab dan bahasa arab. Sistem kelas dari kelas 1 (satu) sampai kelas 6 (enam) merupakan salah satu sistem yang baru dilaksanakan pada sekitar tahun 1997 menggantikan sebelumnya yang menggunakan klasifikasi MI, MTs dan MA Diniyah. Adapun jadwal kegiatan santri adalah sebagai berikut:
JADWAL KEGIATAN SANTRI
P.P. DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
NO
JAM
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
1
03.00-04.00
Sholat Tahajjud
Musholla
2
04.00-04.30
Sholat Shubuh Berjamaah
Musholla
3
04.30-05.00
Pengajian Al Qur’an
Klasikal
4
05.00-06.30
Tahassus Nahwu dan Shorrof
Klasikal
5
07.15-12.15
Kegiatan Belajar Mengajar Formal
Sekolah
6
12.15-13.30
Istirahat

7
13.30-14.00
Sholat Dzuhur Berjamaah
Musholla
8
14.00-16.00
Kegiatan Belajar Mengajar Diniyah
Klasikal
9
16.00-16.30
Sholat Ashar Berjamaah
Musholla
10
16.30-17.00
Istirahat

11
17.30-18.00
Sholat Maghrib berjamaah
Musholla
12
18.00-19.00
Pengajian Al Qur’an
Klasikal
13
19.00-19.30
Shalat Isya’ Berjamaah
Musholla
14
19.30-20-30
Tahassus Bahasa Arab
Klasikal
15
20.30-21.30
Belajar Wajib
Musholla
16
21.30-03.00
Istirahat

KEGIATAN KHUSUS:
* Kamis Malam : 1. ‘Ubudiyah 3. Munadharah
2. Khitobah 4. Pagar Nusa
* Jum’at Pagi : 1. Riyadloh 3. Muhadatsah
2. Khotmil Qur’an
* Sabtu Malam : 1. Pagar Nusa 2. Bahasa Inggris
Sedangkan tenaga pendidik pada lembaga ini adalah para pengasuh dibantu para asatidz dan ustadzah yang mempunyai skill dalam bidang pemahaman maupun pengajaran setelah melalui serangkaian pengalaman dalam bidang mengajar. Kebanyakan para santri menggunakan kitab kuning salafi gundul (tidak terdapat harkat dan ma’na) agar dapat menelaah sendiri dalam menguak isi dan kandungan kitab tersebut. Hal inilah pula yang kemudian mengantarkan mereka meraih prestasi ketika mereka berpartisipasi dalam berbagai even keagamaan atau dalam lembaga bahsul masail yang biasa diikuti oleh santri dari dulu sampai sekarang.
Dengan bekal kesabaran dan keuletan pengasuh dan para asatidz pesantren Darul Lughah wal Karomah selama ini mampu memenuhi target yang selama ini menjadi barometer utama bagi santri yang mondok di pesantren Darul Lughah wal Karomah yaitu paling lama 6 (enam) tahun santri harus mahir membaca dan memahami kandungan dan isi kitab kuning (fiqih, tasawwuf, hadist, mantiq dan lainnya).
Kitab yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren Darul Lughah wal Karomah adalah kitab-kitab karangan ulama-ulama terdahulu semisal Imam Madzhab fiqh yang empat (Syafi’ie, Maliki, Hanafi dan Hambali) dan ulama-ulama kontemporer semisal Imam Qordlowi, Mahmud Syaltut dan lainnya, disamping kita tasawwufnya Imam Ghazali dan lain-lain.
F. TENAGA PENGAJAR DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Tenaga pengajar Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah, baik pada Madrasah Diniyah Tarbiyatul Mu’allimin/Mu’allimat maupun pendidikan jalur sekolah (MI, MTs. dan MA DWK) berasal dari Keluarga PP. DWK dan tenaga pengajar dari lembaga pendidikan negeri di Kecamatan Kraksaan. Semua keluarga besar PP. DWK mempunyai kewajiban mengajar baik diniyah maupun sekolah. Keterlibatan seluruh keluarga pengasuh ini membawa dampak positif dalam pendidikan yang diselenggarakan Pondok. Orang tua santri merasa aman dan tenang dengan keterliatan pengasuh dan keluarga dalam penanganan pendidikan santri. Sehingga output (alumni) pesantren DWK secara pengetahuan dan etika bisa didapat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
1. Tenaga Pengajar di Lembaga Madrasah Diniyah Mu’allimin/Mu’allimat Pondo Pesantren darul Lughah wal Karomah
NO
NAMA
IJAZAH AKHIR
MENGAJAR
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
KH. Mahmud Ali Wafa, S. PdI
KH. Abd. Wahed Umar, S. Ag
KH. Yahya Rois, BA
KH. Drs. Mu’tafi
KH. Hasan Baharun, M.Ag
Ustz. Ahmad Hadlori, S. Ag
Ustz. Saiful Amin Rusdy
Lutful Mu’thi
Ustz. Ahmad Fadloli
Ustz. Abd. Syakur
Ustz. Hafidz
Ustz. Moh. Fadlil
Ustz. Abd. Kholiq
Ustz. Syifa’uddin
Ustz. Abd. Rahman
Ustz. Soepareno
Ustz. Moh. Hanafi
Ustz. Ihya’ Ulumuddin
Ustz. Zubairi
Ustz. Slamet Mulyadi
Ustz. Sholehuddin
Ustz. Zaqi Aniqirrahman
Ustz. Budi Susanto
Ustz. Fathul Bari
Ustz. Moh. Kholil
Ustz. Ahmad Fauzan
Ustz. Abd. Qodir
Ustz. Ahmad Fadlal
Ustz. Razzaq Muhammad, S. HI
Ny. Hj. Robi’ah Adawiyah
Ny. Hj. Umi Azizah
Ny. Hj. Mamjudah
Ny. Jamilatul Laili, S.Ag
Ny. Umi Kulsum, S. Ag
Ny. Sa’adah Abadiyah, S. Ag
Ny. Farihah, S. Ag
Ustdz. Khoridatul Hettiyah
Ustdz. Ni’mah Hasanah
Ustdz. Nurul Azizah
Ustdz. Lu’luil Maknun
Ustdz. Juhairiyah
Ustdz. Alfiyah
Ustdz. Muslihah
S-1
S-1
D-3
S-1
S-2
S-1
D2
D-2
S-1
PGA
S-1
MA
MA
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
S-1
MA
MA
MA
MA
MA
MA
S-1
MA
MA
S-1
Madr. Mu’allimin
Madr. Mu’allimin
Madr. Mu’allimin
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
Tafsir Jalalain
Ihya’ Ulumuddin
Bulughul Maram
Sullamut Taufiq
Mustholahul Hadist
Kifayatul Akhyar
Fathul mu’in
Kifayatul Awam
Fathul Qorib
Minhajul ‘Abidin
Maraqiyul Ubudiyah
Nurud Dlolam
Fathul Qorib
Durratun Nashihin
Mabadiul awwaliyah
Kholashotun N. Y.
Ta’limul Muta’allim
Nashoihul Ibad
Sullamut Taufiq
Jawahirul kalamiyah
Mahfudlot
Tuhfatul Atfal
Mabadiul Fiqhiyah
Akhlak
Aqidatul Awam
Juz ‘Amma
Hidayatus Shibyan
Tanqihul Qaul
Balaghatul Wadhihah
Fathul Mu’in
Tafsir Jalalain
Kifayatul Awam
Bulughul Maram
Mutammimah
Minhajul ‘Abidin
Dzurratun Nashihin
Mustholahul Hadist
Mabadiul Awwliyah
Sullamut Taufiq
Juz ‘Amma
Tanqihul Qaul
Aqidatul Awam
Jawahirul Kalamiyah
2. Tenaga Pengajar MI, MTs dan MA Darul Lughah Wal Karomah
NO
NAMA
IJAZAH
AKHIR
LEMBAGA
MENGAJAR
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
H. Mahmud Ali Wafa, S.PdI.
Drs. Nur Hasan
Drs. H. Mu’tafi
H. Yahya Rois, BA.
Sa’adah Abadiyah, S.Ag.
Dra. Khomsiyah
Hamisun
Miyari Budianto, S.PdI.
Abu Bakar, S.PdI.
Farihah Assholihah, S.Ag.
Abdul Hayyi, S.Ag.
Ach. Zainuddin, S.PdI.
Hatamin, S.Ag. S.Pd.
Moh. Zaidi
Abdul Kholiq
Musthofa Halimi
Moh Thohir
Umi Kulsum, S.Ag.
Uan Hadlori
Ahmad Fadloli, S.HI.
Muhammad, A.Ma.
Ahmad Haidlori, S.Ag.
Shabar
Razzaq Muhammad, S.HI.
Jamilah, S.Ag.
Djamauddin, S.Pd.
Nety Mery Yasmin, S.Pd.
Nurul Anwar
M. Lutful Mukti
Ny. Hj. Robi’ah A.
H. Abd. Wahed Umar, S. Ag
A. Hafidz, S. Ag
Sugianto, S. Ag
Mashudi Cholli, S. Ag
H. Basyiruddin SH
Hasan, S. Pd.
Prayogi, SS
Anung Pariani, S. Pd
Wiba Kanik
Ir. Mery
Siti Khodijah, S. Ag
Husnul Khotimah, SE
Samsuddin, S. Pd.
Drs. Rahmad Ilyas
H. Hasan Baharun, S. PdI
Sunarto, S. Sos
Moh. Fadlil
S-1
S-1
S-1
D-3
S-1
S-1
SMA
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
MA
SMA
SMA
S-1
MA
S-1
D-2
S-1
PGA
S-1
S-1
S-1
S-1
SMA
MA
MA
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
SMA
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
MA
MI/MTs
MTs
MTs/MA
MI/MTs
MTs/MA
MTs
MTs
MTs
MTs
MTs/MA
MTs
MTs
MTs
MTs/MA
MTs
MTs/MA
MTs
MI/MTs
MTs/MA
MTs
MTs/MA
MTs/MA
MI/MTs
MI/MTs
MI/MTs
MTs/MA
MTs/MA
MTs
MTs/MA
MI/MA
MI/MA
MI/MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MA
MI/MA
MA
MA
Bahasa Arab
Biologi
Al-Qur’an Hadist
IPS Geografi
Fiqih
PPKN
Fqih
PKKT
Bha. Arab
Qur’an Hadist
Azwaja
Bhs. Indonesia
Matematika
Bhs. Indonesia
Aqidah Akhlak
IPA Fisika
IPS Ekonomi
Bhs. Inggris
Penjaskes
TIK
IPS Geografi
IPS Ekonomi
Aqidah Akhlak
IPA Fisika
Bhs. Arab
IPA Kimia
Bhs. Inggris
Ka. Perpustakaan
TIK
Fiqih
Bahasa Asing
Olah Raga
Tata Negara
Fiqih
PPKn
Matematika
Bahasa Indonesia
Sejarah Nasional
Bahasa Inggris
Biologi
Aqidh Akhlaq
Ekonomi
Bahasa Inggris
Fiqih
Geografi
Sosiologi
Ka. Perpustakaan
F. KONDISI SOSIAL SANTRI PP. DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Penghuni Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah 30 % berasal dari masyarakat sekitar dan sisanya (70 %) dari masyarakat luar daerah. Keadaan ekonomi santri adalah ekonomi menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena mayoritas berasal dari masyarakat Pedesaan, Pegunungan dan Pesisir. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini pula yang menuntut pondok pesantren untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang di sesuaikan dengan keadaaan ekonomi mereka.
Jumlah santri pondok pesantren Darul Lughah Wal Karomah sampai saat ini sekitar 500 orang, 55 % diantaranya adalah putri/perempuan yang diletakkan terpisah baik dalam kegiatan formal pesantren ataupun dalam kegiatan-kegiatan lainnya. Aktifitas mereka sehari-sehari dimulai dari sebelum shubuh sampai jam istirahat nantinya pada jam 22.00 malam.
Untuk tempat tinggal pesantren menyediakan asrama dan lokal sekolah sebagai tempat tinggal dan tempat melaksanakan kegiatan-kegiatan sehai-hari, selain dari musholla sebagai tempat ibadah, hal ini tidak terlepas dari kebijakan pesantren yang mewajibkan santrinya harus bermukim dan menetap didalam pesantren dan harus bersekolah dalam lembaga yang telah disediakan didalam pesantren yang disesuaikan dengan ijazah dan tingkat kemampuan intelejensi mereka. Pun begitu pesantren Darul Lughah Wal Karomah tidak menerima bila santri yang bersangkutan tidak bersedia untuk menetap di dalam lingkungan pesantren. Hal ini dimaksudkan sebagai antisipasi terhadap masuknya budaya negatif akibat pergaulan remaja yang semakin hari semakin jauh dari nilai-nilai Islam.
Hingga saat ini Pesantren Darul Lughah wal Karomah sudah banyak memberikan kontribusi signifikan dalam kehidupan bermasyarakat lewat santri-santrinya yang sudah terjun langsung ke masyarakat. Banyak dari mereka yang mempunyai kedudukan strategis dalam stratifikasi dalam masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu-ilmu agama. Bahkan sampai sekarang peran alumni dalam membina dan kontrolling dalam kemajuan pondok pesantren Darul Lughah wal karomah masih tetap berjalan seiring dengan prinsip mereka yang ingin menjadikan pondok tempat mereka pernah belajar semakin maju dan tetap eksis. Secara umum jumlah santri yang menetap di pondok pesantren adalah sebagai berikut:
NO
KELAMIN
SANTRI
MUKIM
SANTRI
KALONGAN
JUMLAH
01.
02.
SANTRI PUTRA
SANTRI PUTRI
192
323
-
-
192
323
JUMLAH
515
G. SARANA DAN PRASARANA DI DALAM PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Sarana dan Prasarana yang dimiliki PP. DWK walau jauh dari kata sempurna namun cukup dan memadai dengan jumlah santri yang dimiliki. Sarana dan Prasarana dibangun dengan swadaya pengasuh dan wali santri. Peran serta masyarakat dalam memperhatikan kelangsungan Pesantren DWK terbilang baik. Mereka ikhlas dalam menyisihkan rizkinya untuk membangun fisik dan non fisik Pesantren. Adapun Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh pesantren adalah sebagai berikut:
NO
JENIS BANGUNAN
JUMLAH
KONDISI
KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Masjid/Musholla
Kantor
Ruang Belajar
Perpustakaan
Unit Pengembangan Usaha
Laboratorium
Asrama Santri
Perumahan
Ruang Keterampilan
2
4
16
3
2
2
60
9
1
Baik
Baik
Baik
Rusak
Rusak
Baik
Baik
Baik
Rusak
Putera dan Puteri
Pesantren Pa/Pi, MTs. dan MA
MTs. dan MA
Pesantren, MTs. dan MA
Koperasi Pa/Pi
Lab. Komputer MTs. dan MA
Pa/Pi (ada yang gubuk)
Kediaman Pengasuh
BLK (Keterampilan Jahit)
H. SUMBER DANA DAN EKONOMI PONDOK PESANTREN
Kemandirian pondok pesantren sudah terkenal mulai dahulu. Dalam menyelenggarakan pengelolaan pondok pesantren dilakukan usaha-usaha dalam penggalian dana sebagai sumber berjalannya kegiatan pesantren. Adapun sumber dana yang diperoleh untuk membiayai kegiatan-kegiatan pondok pesantren adalah iuran santri (syahriyah) dan donatur. Disamping itu untuk meningkatkan sumber dana pondok pesantren dilakukan usaha-usaha koperasi, wartel dan kerjasama yang halal.
I. PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WAL KAROMAH
Pengasuh, Yayasan dan seluruh stake holder Pesantren DWK berusaha berjihad untuk mempertahankan dan mengembangkan Pondok Pesantren DWK. Meninggalkan perjuangan pada pesantren berarti berkhianat pada Muassis dan Pendiri Pondok Pesantren DWK. Bagi keluarga besar PP. Darul Lughah Wal Karomah meninggalkan atau membiarkan Pesantren dalam kondisi apapun berarti meninggalkan jihad dalam mengagungkan dan menyebarkan agama Allah. Adapaun pengembangan PP. Darul Lughah Wal Karomah adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
a. Madrasah Diniyah Mu’allimin/Mu’allimat
Madrasah diniyah adalah ruh dari Pondok Pesantren. Tujuan dari para pengasuh mendirikan Madrasah Diniyah adalah mencetak kader-kader aganma yang memahami, mendalami ilmu-ilmu agama dan masalah-masalah keagamaan serta mampu mengajarkan ilmi-ilmi tersebut. Pengasuh mentargetkan dalam penguasaan Bahasa Arab (Baca Kitab Kuning dll.) selama maksimal 6 tahun. Adapun pengembangan Madrasah Diniyah adalah:
- Mengirim tamatan (Alumni) ke lembaga pendidikan islam di Kab. Probolinggo dan luar Probolinggo sebagai guru Bantu pendidikan.
- Mengirim alumni atau tamatan ke lembaga pendidikan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta.
- Kerja Sama dengan lembaga-lembaga lain demi kemajuan Madrasah Diniyah.
- Meningkatkan kwalitas guru dan santri sehingga target 6 tahun lebih dipersingkat lagi.
b. MI, MTs. dan MA Darul Lughah Wal Karomah
Pengembangan pendidikan jalur sekolah ini dimulai dengan peningkatan kualitas guru, pengajaran, sarana prasarana dan media pendukung. Adapun program-program pengembangan pendidikan sekolah adalah sebagai berikut:
- Pengadaan Laboratorum Komputer (Jumlah Komputer masih 10 Unit) .
- Laboratorium Bahasa (masih tersedia lokalnya).
- Penambahan jurusan IPA (yang ada masih jurusan IPS dan Bahasa).
- Penambahan lokal untuk MTs.
- Pembuatan perpustakaan (Kitab dan pengetahuan lainnya).
c. Olahraga dan Seni
Olahraga beladiri (Pagar Nusa) merupakan salah satu kegiatan wajib santri DWK. Oleh karena itu perlu pembinaan dan pelatihan yang intensif agar mampu dikuasai santri dan bersaing dengan yang lain. Kesenian yang mulai dirintis adalah Kesenian Hadrah. Oleh sebab itu, demi pengembangannya diperlukan bantuan dari segala pihak.
d. Program Unggulan
Pengasuh, Yayasan dan stake holder Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah berusaha merealisasikan nama Darul Lughah dalam kehidupan pondok pesantren. Oleh karenanya pengembangan dan inovasi dilakukan untuk merealisasikan tujuan para Muassis pondok. Adapun program yang kami kembangkan adalah:
- Kewajiban menempati asrama (wajib mondok). Hal ini bertujuan untuk lebih intensifnya pengajaran dan pendidikan Bahasa Arab serta pencapaian program maksimal 6 tahun mampu menguasai Bahasa Arab baik baca kitab kuning maupun berbicara Bahasa Arab
- Peningkatan kemampuan pemahaman terhadap kitab-kitab salafiyah melalui program Madrasah Diniyah Tarbiyatul Mu’allimin/Mu’allimat.
- Peningkatan kemampuan penguasaan Bahasa Arab melalui kegiatan Muhadatsah, Munadlarah dan Tahassus Bahasa Arab pada malam hari.
- Peningkatan kemampuan penguasaan ilmu Bahasa Arab dalam kegiatan Tahassus Ilmu Alat pada waktu pagi hari.
- Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris dalam kegiatan pendidikan Bahasa Inggris tiap malam ahad dan senin serta pengasramaan khusus santri yang mempelajari Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

2 komentar: